Jumat, 11 Oktober 2013

THE HEIKE STORY



Judul Buku : The Heike Story: Kisah Epik Jepang Abad Ke-12
Penulis  : Eiji Yoshikawa
Genre    : Novel, Fiksi, Sosial, Budaya & Sejarah
Penerbit : Zahir Books (Redline Publishing)
ISBN       : 9786029706604

                               
                       
Jeda Senja, Mengintip Kisah Negeri Sakura

Memasuki jepang pada abad ke dua belas. Melihat sakura yang indah di musim semi...  
Heita kiyomori adalah anak dari Tadamori yang berasal dari klan Heike. Naas baginya karena sang ayah dijuluki ‘si mata picing’ dan selalu di olok-olok karena kemiskinannnya. Kiyomori harus harus rela menebalkan muka untuk meminjam uang pada pamannya. Menerima caci maki demi gemerincing uang untuk menyambung nafas keluarga, menghentikan rengekan kelaparan adik-adiknya. Belum lagi desas desus yang berhembus menyebutkan bahwa Ibunya di masa lalu adalah perempuan gion. Seorang wanita cantik yang untuknya di bangunkan sebuah rumah dan taman berpagar kayu cedar. Perempuan yang sejatinya adalah gundik bangsawan.

Perempuan yang dipanggilnya Ibu itu selalu mencecar suaminya dengan selera –kelas atas-nya. Menghabiskan semua harta Tadamori dengan menghambur-hamburkannya. Sampai penyakit yang meludeskan sisa harta yang ada, sehingga mereka terpaksa menghirup bubur dari remah-remah beras untuk sarapan dan makan malam.

Kiyomori dan perjalanannya mencari sejarah dirinya. Darah siapa yang mengalir dalam nadi dan takdirnya. Pertemuannya dengan beberapa perempuan. Dari gadis-gadis yang berdo’a di bawah pohon jelantang, karena mereka mempercayai tahayul bahwa berdo’a disana akan menyebabkan pujaan hatinya memimpikannya atau mendatangkan penyakit menjijikkan pada saingan yang dibencinya.

Juga perempuan di rumah bordil jalan ke enam. Dengan rambut gelap yang kusut dan tubuh lemas dan hangat, dan tak dimengerti apakah dia cantik atau buruk rupa? Di saat dia berumur dua puluh tahun dan untuk pertama kalinya mereguk rasa manis aneh yang tak terlupakan, yang kemudian membuatnya merasa berada di sisi lain pagar dengan satu lompatan yang besar. Hingga membuatnya pulang ke halaman rumahnya dengan perasaan bersalah yang mendalam.

Juga Kesa-dozen. Perempuan yang mendapatkan sambutan hangat berkat puisi yang dituliskannya pada sebauh lomba puisi di istana kloister. Perempuan yang menjadi istri temannya sesama pengawal istana. Perempuan yang membuatnya merasa malu dan canggung, pipinya memerah dan berjalan lunglai menyusuri gang bunga iris.

Efek cahaya bulankah yang menjadikan wanita itu itu terlihat seperti kannon di bangsal mimpi? Jemarinya tampak putih bersih hingga ke ujung-ujungnya, dan rambutnya panjang sama halusnya dengan bulu kuda.

Kiyomori sempat mendesah “Aku juga mau punya istri asalkan masih ada wanita seperti dia di dunia ini.” dia menelan ludah dan tersipu malu gara-gara bunyi tegukan yang terdengar dari tenggorokannya.

Namun pertemuan sekejab itu melabuhkan cerita pedih. Kesa-dozen yang di peristri Wataru ternyata mempunyai pemuja gila bernama Morito. Morito juga teman sesama pengawal Kiyomori. Cintanya yang bertepuk sebalah tangan kepada Kesa-dozen membuatnya meledak, menyudutkan wanita -cahaya dapur- Wataru itu. dia menggertaknya dengan mengatakan akan menghajar Wataru jika Kesa-dozen terus melawannya. Dan akhirnya ancaman itu menentukan jalan yang akan diambil Kesa-dozen, secara diam-diam...

Morito dengan putus asa dan setengah gila menuntut jawaban terakhir. Dan Kesa-dozen siap memberikannya dengan sebuah tekad. Dia menyadari betul konsekwensi yang akan dilakukannya. Dan inilah jawaban yang dikatakannya :

“Tidak ada pilihan lain lagi bagiku sekarang. Sembunyikkanlah dirimu di kamar suamiku pada malam tanggal 14, di kamar tidur suamiku, pada jam anjing Aku akan mengawasinya sejak dia mandi dan mencuci rambut hingga memabukkannya dengan sake. Mustahil aku bisa mengabulkan keinginanmu selama dia masih hidup. Dan aku menantimu di bagian lain rumah ini setelah kau menghabisinya.. Suamiku adalah pemain pedang yang tangguh, karena itu mengendap-endaplah tanpa suara ke bantalnya, rasakanlah rambutnya yang basah, dan penggallah kepalanya dengan satu tebasan. Kau harus membunuhnya hanya dalam sekali gerakan.....  “

Dengan gugup Morito menerima tantangan itu. Senja tanggal 14, dia bertindak cepat seperti yang diinstruksikan Kesa-dozen.. Setelah mendapati seseorang tidur dengan rambut basah, dia segera memeggal kepala itu dengan satu kali tebas. Setelah berada dalam cengkeramannya dia melangkah ke beranda untuk melihat kepala itu di bawah cahaya rembulan.

Dan dia menjerit, terpaku... kepala wanita yang dicintainya menggantung di tangannya. Pekikan memilukan yang berasal dari lubuk hati berbaur dengan rasa malu, duka, putus asa dan dan siksaan luka abadi kini harus ditanggungnya sendiri.

Sementara itu Kiyomori adalah pengawal khusus yang ditugaskan menangkap Morito dan memecahkan kasusnya. Dia tidak mempercayai pendengarannya tentang kematian Kesa-dozen. Meskipun Kesa-dozen adalah istri orang lain dan dia merasa bersalah karena memikirkannya, dia merasa paling menghargai kecantikan wanita itu dari pada semua pria yang ada disana, saat malam perkenalan istri Wataru kepada teman-temannya.
........
Keseluruhan cerita menggambarkan detail tentang intrik-intrik politik dan permainan kekuasaan. Namun penulis Eiji Yosikawa  mengangkat tema tentang ke-percumaan dan kebejatan perang juga nafsu meraup kekuasaan. Meskipun Kiyomori adalah salah satu tokoh utamanya namun tak ada tokoh pahlawan utama. Sejarah dan rangkaian peristiwa tak terduga adalah protagonis yang sesungguhnya dalam buku ini.
Lebih dari sekedar kronik tentang kehebatan para ksatria dan putri. Kisah yang disampaikan juga merupakan rangkaian peristiwa yang tercatat dalam epik pertengahan..
.......
“Lonceng kuil menggemakan betapa mudahnya segala sesuatu berubah. Warna-warni bunga menegaskan kenyataan bahwa apapun yang berkembang dengan indah akan membusuk di kemudian hari. Kebanggaan hanya sejenak bertahan. Bagaikan mimpi di malam musim semi. Dalam waktu singkat, kedigdayaan akan surut, dan segalanya akan menjadi debu yang tertiup angin”(Mr Yoshikawa)

......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^