Senin, 07 Oktober 2013

Belia Penghafal Qur'an




Judul : Belia penghafal Qur'an, Namira Anggawie.
Editor  : D. Liana
Penerbit : Tiga Ananda, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Genre    : Faksi Anak
Jumlah Halaman : 87 halaman.
Cetakan Pertama : Juni 2013.
ISBN    : 978-602-257-293-0

Buku ini merupakan serial genius kids yang berisi tentang cerita kehidupan anak-anak berbakat. dalam seri belia penghafal Alqur'an ini menceritakan tentang sosok Namira Anggawie, seorang santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an milik Ustadz Yusuf Mansur.

Namira mengisahkan perjalanan awal bagaimana dia bisa berinteraksi dan jatuh cinta dengan AlQur'an. Awalnya mengaji menurutnya adalah pekerjaan yang beraaat sehingga orang tuanya harus memberikan reward sebesar 20ribu rupiah setiap kali ia bisa hafal surat yang agak panjang. Untu surat pendek cukup dibelikan mainan sederhana berupa gelang-gelang karet untuk dirangkai.

Namun karena ketelatenan orang tua Namira membimbingnya, lambat laun reward-reward itu tak lagi menjaid tujuan. Namira akhirnya mengerti bahwa pada akhirnya dia yang akan bisa memberikan hadiah kepada orang tuanya kelak. Hadiah bagi orang tua yang anaknya berhasil menghafalkan alQur'an adalah mahkota baguuus sekali kelak di akhirat. Janji itu nyata disebutkan dalam sebuah hadits sahih.

Namira dan kedua kakak laki-lakinya (yang juga menghafal qur'an) ditemukan oleh Ustadz Yusuf Mansur sejak tahun 2009, dalam sebuah pengajian Ustadz Yusuf terpukau dengan bacaan indah Namira dan saudara-saudaranya. Beliau tak menyangka menemukan anak penghafal Qur'an yang bacaannya indah justru di Bali, yang penduduknya mayoritas non muslim. Subhanallah... akhirnya Ustadz Yusuf memnita Namira pindah ke pesantren beliau dan menjadikan mereka duta Alqur'an.

Sejak menjadi duta Alqur'an Namira sudah mengelilingi separuh Indonesia hingga ke Malaysia. Dia mendakwahkan Alqur'an melalui suaranya, membaca Alqur'an sepenuh hati diharapkannya akan sampai kepada hati orang yang mendengarnya.

Dan meskipun menghafal Alqur'an, dalam keseharian namira juga sama dengan anak-anak yang lain. Dia suka main game, punya akun facebook dan juga twitter. penghafal Qur'an juga manusia, bukan malaikat. Hanya memang harus lebih berhati-hati, sebab kalau terlalu banyak bermain hafalannya bisa macet.

Kini Namira sudah menghafal 25 juz, tinggal 5 juz lagi dia akan menyusul kakak-kakaknya yang sudah hafal 30 juz. Dia selalu diingatkan oleh bundanya agar tak menjadi sombong karenanya, karena semua itu merupakan karunia dari Allah SWT.

Buku ini juga mengulas cara belajar Alqur'an ala Namira, tips dari kedua kakaknya dan juga share dari abah dan mamahnya Namira untuk orang tua yang ingin menghantarkan anak-anaknya menjadi penghafal Qur'an. 

Dalam buku ini tidak disebutkan bahwa penulisnya adalah Namira secara utuh tapi dibantu oleh seseorang yang disebut sebagai Tante Pradnyananaira. Jadi dalam keterangan buku hanya disebutkan editor saja tanpa ada nama penulis. Meskipun di dalamnya berkisah dengan memakai POV pertama oleh Namira. Bagaimanapun cara buku ini ditulis tetap menarik, disertai foto-foto dan juga bahasanya sederhana mudah sekali dicerna oleh anak-anak maupun dewasa. Sehingga siapapun bisa mengambil motivasi sekaligus inspirasi di dalamnya. 

Dan dengan menulis reviewnya ini saya juga berharap bisa mengikuti jejak orang tua Namira yang tekun dalam doa dan pendampingan ketiga anaknya menjadi para penggenggam Alqur'an yang berakhlak Alqur'an. Amiiin.. 

*** 

3 komentar:

  1. subhanallah......pengen punya buku ini, moga bisa jadi panduan mendampingi anak2ku menghafal Qur'an. Secara hafalan Amma mulai tersendat-sendat dan mandek di surah Al-fajr (masih juz 30 ajah hiks....)

    BalasHapus

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^