Jumat, 22 November 2013

Ketika Cinta disandarkan Kepada Penguasa Langit

Resensi saya dimuat di Website Dakwatuna.com : 
http://www.dakwatuna.com/2013/11/22/42529/surga-yang-terlarang/#axzz2lR3PvufC. Alhamdulillah 






















Judul Buku   : Surga yang Terlarang.
Penulis         : Leyla Hana
Penerbit       : PT Penerbitan Pelangi Indonesia
Genre          : Novel Romance
Terbit          : Cetakan I, 2013
Jumlah Halaman : 376 Halaman
ISBN           : 9786027800854
-----------------------------------------------------------------------


Cinta itu pemilik sejatinya adalah Pencipta semua makhluk yang hidup di dunia ini. Ketika menciptakan makhluk, maka hidup serta merta dalam interaksi antar sesamanya akan diselipkan sebuah rasa indah bernama cinta. Tak peduli apa status, kapan dan dimana tempatnya.

Sebuah kisah yang dituangkan dalam novel ini memang membicarakan dan mengisahkan tentang cinta. Cinta yang tumbuh di area para aktivis dakwah. Namun tak sekedar cinta yang diperturutkan kepada obsesi bahwa cinta harus diwujudkan dengan ikatan pernikahan.

Cinta Faisal kepada Nazma terjalin tanpa nama saat mereka sama-sama menjadi aktivis Rohis kampus. Hubungan yang menjadi ‘larangan’ di kalangan mereka, sehingga harus diakhiri dengan sebuah pilihan yang ditawarkan kepada pihak laki-laki. Menikahi si gadis dalam waktu dekat atau memutuskan hubungan? Karena tak ada kata pacaran dalam kamus pergaulan mereka. Ternyata Faisal memilih opsi kedua, karena dia merasa belum siap menikah. Tak berani nekat menikah saat masih kuliah, namun dalam hati ia menginginkan ketika saatnya siap menikah nanti dia akan mencari Nazma dan meminangnya. Dan Nazma pun menerima kenyataan itu dengan lapang hati, sedih namun harus bangkit agar tak kembali terperosok dalam jerat kisah yang sama. Ia berusaha menata hati, fokus belajar dan kelak akan mengusahakan agar mencintai laki-laki salih yang sudah sah menjadi suaminya.

Namun kisah mereka melaju dengan tragis karena sebuah kebetulan yang pahit. Gadis yang ia diimpikan Faisal untuk menjadi pendamping hidup itu malah berjodoh dengan kakaknya, Furqon.

Dulu, tak pernah terikrar kata cinta diantara Faisal dan Nazma, namun rasa itu tersimpan di hati keduanya dengan rapi. Ketika mereka bertemu kembali dalam satu rumah. aroma kemarahan dan cemburu menguasai hati Faisal, iri kepada kakaknya, dan marah kepada Nazma. Namun dengan jiwa yang masih genap menyandang iman, Faisal berusaha menerima takdir itu.

Senin, 04 November 2013

Haruskah Menitipkan ‘Titipan’ dan Belajar Tega?

Resensi saya yang pernah dimuat di Website Dakwatuna.com : 





Judul      : Rumah Surga yang dirindu Wanita.
Penulis   : Jazimah Almuhyi
Penerbit : Pro U Media
Jumlah halaman : 188.
Cetakan I : 2012
ISBN    : 979-1273-94-4
-------------------------------------------------------


Ketika isu kesetaraan gender dikumandangkan. Banyak tokoh yang menyuarakan agar perempuan menjadi berani berpendapat untuk jangan hanya menjadi konco wingking, untuk tidak ‘hanya’ berkutat di wilayah dapur, sumur dan kasur saja. Menyuarakan agar para perempuan juga harus berkiprah di publik. Sebuah tema yang kesannya ingin mengangkat derajat kaum perempuan, namun secara bersamaan juga sangat berpotensi menenggelamkan rasa percaya diri perempuan yang ingin berkiprah sebagai ibu rumah tangga sepenuhnya. Perempuan yang sebelumnya merasa ‘baik-baik saja’ menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga full tanpa karier di luar atau pekerjaan rumahan yang menghasilkan sesuatu bernama uang atas nama finansial.

Fenomena itulah yang menjadikan spirit bagi Jazimah Almuhyi (seorang penulis sekaligus ibu rumah tangga) untuk menulis buku ini. Yang inti dari keseluruhan isinya adalah mengajak para ibu untuk kembali ke rumah, kembali pada fitrah dan kodratnya sebagai pengasuh dan pendidik putra-putrinya sejak dini. Selain itu juga mengajak para ibu yang semula merasa baik-baik saja ‘hanya’ berada di rumah, melayani suami dan anak dan mengurus rumah tangga namun mendadak harus merasa tak berharga dan runtuh percaya diri karena jargon-jargon yang diteriakkan oleh mereka yang menyatakan sebagai pembela hak asasi perempuan. Buku ini mengajak mereka untuk bangkit, kembali tersenyum penuh semangat dan percaya diri.