Sebuah
novel yang mengangkat tokoh-tokoh penuh semangat dalam mencari ilmu, sekaligus
selalu berusaha mengaplikasikan adab pergaulan islami dalam nafas kehidupan mereka.
Zaida
adalah seorang mahasiswi yang bercita-cita untuk mendapatkan beasiswa keluar
negeri. Di tengah perjalanan menempuh cita-cita ia juga dihadapkan dengan
problema jodoh. Sebuah pilihan antara mengambil beasiswa yang susah payah dia
perjuangkan atau menerima pinangan seorang ikhwan salih yang ternyata sangat
didambakannya. Kesempatan itu datang dalam waktu yang bersamaan.
Dan
memang hidup itu penuh dengan pilihan. Namun begitu meski kita sudah berusaha
memilih tetap saja kuasa Allah lah yeng menentukan jalan hidup yang akan
dilalui hambaNya. Ternyata apa yang telah dipilih oleh Zaida bukanlah garis
takdir yang digariskan kepadanya. Ikhwan dambaan yang telah meminangnya itu
ternyata sudah dijodohkan orang tuanya dengan gadis lain. Gadis yang dianggap lebih
baik daripada Zaida karena sudah menjadi seorang Hafidzah.
Tak ingin membuat hati sang ikhwan galau antara patuh kepada orang tua dan tak enak hati terlanjur ‘menyematkan pita’ kepada dirinya, Zaida memutuskan untuk menolak lamaran sang ikhwan meskipun ia teramat mendambakannya. Zaida terfokus melihat kekurangan dirinya yang bukan penghafal Qur’an sehingga memotivasi diri untuk masuk ke sekolah Tahfidz Qur’an. Sayangnya dia tidak lulus. Ia terpaksa pergi ke Belanda, mengambil beasiswa yang sempat dia abaikan dengan membawa luka patah hati.
Liku-liku
perjalanan Zaida menuntut ilmu di negeri kincir angin itu digambarkan dengan
begitu detail dan eksotis. Penulis buku yang dalam faktanya memang pernah hidup
di Belanda itu mengambarkannya dengan indah setiap lekuk jalanan dan denyut
kehidupan masyarakatnya.
Dan
di negeri kincir itu juga pada akhirnya Zaida menemukan jodohnya. Salman,
Ikhwan yang juga salih memilihnya menjadi istri. Mereka hidup menjalani rumah
tangga di negeri orang dengan sederhana namun bahagia.
Tak
ada rumah tangga manapun yang berjalan tanpa coba. Begitu juga Zaida dan
Salman. Kebahagiaan mereka digoyahkan dengan hadirnya bos cantik yang jatuh
hati kepada suami Zaida. Upaya tersamar dilakukan oleh perempuan itu untuk
menarik simpati Salman. Bahkan hingga membuat Salman menghilang terpisah dari
Zaida.
Di
tengah situasi tersebut, takdir kembali mempertemukan Zaida dengan Ilham,
Ikhwan yang pernah meminangnya di masa lalu namun tidak berjodoh dan sudah
menikah dengan Hamidah. Pasangan itu tinggal di Istanbul. Mereka bersua kembali
saat Zaida dalam perjalanan menuju Istanbul, kebingungan mencari suaminya.
Asmara
masa lalu seolah kembali menyapa dan membuat hati yang tenang bergejolak tak
menentu. Titik konflik yang sangat klimaks berasa pada adegan-adegan di
Istanbul, bagaimana Zaida menangis memohon agar arus kerinduan bertemu suaminya
segera menemukan muara pertemuan, menyelesaikan salah faham yang terjadi. Di
Istanbul juga Zaida berusaha meredam hatinya akan gejolak cinta masa lalunya.
Pas sekali dengan judul buku barkaver biru ini.
Meski
banyak terdapat adegan pertemuan-pertemuan ‘kebetulan’ antar tokoh dalam novel
ini, sehingga terkesan menjadi alur yang dipaksakan. Namun pesan moral dan
penokohan tokoh-tokohnya sangat bagus. Saat membacanya akan membawa kita kepada
motivasi untuk meneladani semangat para tokoh novelnya berkaafah islam dan juga giat dalam menuntut
ilmu. Berbelitnya kisah romansa Zaida, Ilham, Salman dan Hamida juga memberikan
kita perenungan tentang hakikat cinta dan menjaga keharmonisan rumah tangga,
Jangan pernah mendengarkan nada dawai asmara masa lalu!, apalagi sampai
terhanyut dalam alunannya. (*)
Judul Buku : Takbir Rindu di Istanbul
Penulis : Pujia Achmad.
Penerbit : Puspa Populer
Genre : Novel Islami
Jumlah Halaman : 324 Halaman.
Terbit : Cetakan pertama 2013
ISBN : 978-602-8290-9377.
-----------------------------------------
http://www.dakwatuna.com/2014/01/22/45154/takbir-rindu-di-istanbul/#axzz2rBFOA4c9
Wah, berarti mb Binta bakal meresensi dua kali ya? Yang kedua buat ikutan lombanya? Pesan resensinya dapat nih :-)
BalasHapusSaya baru baca yg versi awal waktu terbit di leutika, ceritanya baru sampe nikah ama salman blm ada orang k3
BalasHapusmbk leyla : kalau smpat bikin lg ya ikut lombanya mbak.. :)
BalasHapusmbak ria : oh iya ini versi kedua ya..
baca ini baru inget, kelupaan pesan novel ini *tepok jidat
BalasHapusporsi sinopsisnya banyak banget ya..
BalasHapusSepertinya kisah cinta dalam buku ini adalah kisah cinta yang rumit >_<
BalasHapusmbak sarah : ayo peseen :D
BalasHapusmb linda : iya banyak.. tp emang ceritanya berliuk dan panjaaang hihi.. yg sy tulis blm separuh alur cerita hehe
mbak elyn : iya.. lumayan rumit he
pas bagian mereka ketemu di turki itu yang bikin speechless.
BalasHapus