Judul Buku : The
Heike Story: Kisah Epik Jepang Abad Ke-12
Penulis : Eiji Yoshikawa
Genre : Novel, Fiksi, Sosial, Budaya & Sejarah
Penerbit
: Zahir Books (Redline Publishing)
ISBN : 9786029706604
Jeda Senja, Mengintip Kisah Negeri Sakura
Memasuki jepang pada abad ke dua belas. Melihat sakura yang indah
di musim semi...
Heita kiyomori adalah anak dari Tadamori yang berasal dari klan Heike.
Naas baginya karena sang ayah dijuluki ‘si mata picing’ dan selalu di olok-olok
karena kemiskinannnya. Kiyomori harus harus rela menebalkan muka untuk meminjam
uang pada pamannya. Menerima caci maki demi gemerincing uang untuk menyambung
nafas keluarga, menghentikan rengekan kelaparan adik-adiknya. Belum lagi desas
desus yang berhembus menyebutkan bahwa Ibunya di masa lalu adalah perempuan
gion. Seorang wanita cantik yang untuknya di bangunkan sebuah rumah dan taman
berpagar kayu cedar. Perempuan yang sejatinya adalah gundik bangsawan.
Perempuan yang dipanggilnya Ibu itu selalu mencecar suaminya dengan
selera –kelas atas-nya. Menghabiskan semua harta Tadamori dengan
menghambur-hamburkannya. Sampai penyakit yang meludeskan sisa harta yang ada,
sehingga mereka terpaksa menghirup bubur dari remah-remah beras untuk sarapan
dan makan malam.
Kiyomori dan perjalanannya mencari sejarah dirinya. Darah siapa
yang mengalir dalam nadi dan takdirnya. Pertemuannya dengan beberapa perempuan. Dari gadis-gadis yang berdo’a di bawah pohon jelantang, karena
mereka mempercayai tahayul bahwa berdo’a disana akan menyebabkan pujaan hatinya
memimpikannya atau mendatangkan penyakit menjijikkan pada saingan yang
dibencinya.
Juga perempuan di rumah bordil jalan ke enam. Dengan rambut gelap
yang kusut dan tubuh lemas dan hangat, dan tak dimengerti apakah dia cantik
atau buruk rupa? Di saat dia berumur dua puluh tahun dan untuk pertama kalinya
mereguk rasa manis aneh yang tak terlupakan, yang kemudian membuatnya merasa
berada di sisi lain pagar dengan satu lompatan yang besar. Hingga membuatnya
pulang ke halaman rumahnya dengan perasaan bersalah yang mendalam.
Juga Kesa-dozen. Perempuan yang mendapatkan sambutan hangat berkat
puisi yang dituliskannya pada sebauh lomba puisi di istana kloister. Perempuan
yang menjadi istri temannya sesama pengawal istana. Perempuan yang membuatnya
merasa malu dan canggung, pipinya memerah dan berjalan lunglai menyusuri gang
bunga iris.
Efek cahaya bulankah yang menjadikan wanita itu itu terlihat
seperti kannon di bangsal mimpi? Jemarinya tampak putih bersih hingga ke
ujung-ujungnya, dan rambutnya panjang sama halusnya dengan bulu kuda.
Kiyomori sempat mendesah “Aku juga mau punya istri asalkan masih
ada wanita seperti dia di dunia ini.” dia menelan ludah dan tersipu malu gara-gara
bunyi tegukan yang terdengar dari tenggorokannya.
Namun pertemuan sekejab itu melabuhkan cerita pedih. Kesa-dozen
yang di peristri Wataru ternyata mempunyai pemuja gila bernama Morito. Morito
juga teman sesama pengawal Kiyomori. Cintanya yang bertepuk sebalah tangan
kepada Kesa-dozen membuatnya meledak, menyudutkan wanita -cahaya dapur- Wataru
itu. dia menggertaknya dengan mengatakan akan menghajar Wataru jika Kesa-dozen
terus melawannya. Dan akhirnya ancaman itu menentukan jalan yang akan diambil
Kesa-dozen, secara diam-diam...
Morito dengan putus asa dan setengah gila menuntut jawaban
terakhir. Dan Kesa-dozen siap memberikannya dengan sebuah tekad. Dia menyadari
betul konsekwensi yang akan dilakukannya. Dan inilah jawaban yang dikatakannya
:
“Tidak ada pilihan lain lagi bagiku sekarang. Sembunyikkanlah
dirimu di kamar suamiku pada malam tanggal 14, di kamar tidur suamiku, pada jam
anjing Aku akan mengawasinya sejak dia mandi dan mencuci rambut hingga
memabukkannya dengan sake. Mustahil aku bisa mengabulkan keinginanmu selama dia
masih hidup. Dan aku menantimu di bagian lain rumah ini setelah kau
menghabisinya.. Suamiku adalah pemain pedang yang tangguh, karena itu
mengendap-endaplah tanpa suara ke bantalnya, rasakanlah rambutnya yang basah,
dan penggallah kepalanya dengan satu tebasan. Kau harus membunuhnya hanya dalam
sekali gerakan..... “
Dengan gugup Morito menerima tantangan itu. Senja tanggal 14, dia
bertindak cepat seperti yang diinstruksikan Kesa-dozen.. Setelah mendapati
seseorang tidur dengan rambut basah, dia segera memeggal kepala itu dengan satu
kali tebas. Setelah berada dalam cengkeramannya dia melangkah ke beranda untuk
melihat kepala itu di bawah cahaya rembulan.
Dan dia menjerit, terpaku... kepala wanita yang dicintainya
menggantung di tangannya. Pekikan memilukan yang berasal dari lubuk hati
berbaur dengan rasa malu, duka, putus asa dan dan siksaan luka abadi kini harus
ditanggungnya sendiri.
Sementara itu Kiyomori adalah pengawal khusus yang ditugaskan
menangkap Morito dan memecahkan kasusnya. Dia tidak mempercayai pendengarannya
tentang kematian Kesa-dozen. Meskipun Kesa-dozen adalah istri orang lain dan
dia merasa bersalah karena memikirkannya, dia merasa paling menghargai
kecantikan wanita itu dari pada semua pria yang ada disana, saat malam
perkenalan istri Wataru kepada teman-temannya.
........
Keseluruhan cerita menggambarkan detail tentang intrik-intrik
politik dan permainan kekuasaan. Namun penulis Eiji Yosikawa mengangkat tema tentang ke-percumaan dan
kebejatan perang juga nafsu meraup kekuasaan. Meskipun Kiyomori adalah salah
satu tokoh utamanya namun tak ada tokoh pahlawan utama. Sejarah dan rangkaian
peristiwa tak terduga adalah protagonis yang sesungguhnya dalam buku ini.
Lebih dari sekedar kronik tentang kehebatan para ksatria dan putri.
Kisah yang disampaikan juga merupakan rangkaian peristiwa yang tercatat dalam
epik pertengahan..
.......
“Lonceng kuil menggemakan betapa mudahnya segala sesuatu berubah.
Warna-warni bunga menegaskan kenyataan bahwa apapun yang berkembang dengan
indah akan membusuk di kemudian hari. Kebanggaan hanya sejenak bertahan.
Bagaikan mimpi di malam musim semi. Dalam waktu singkat, kedigdayaan akan
surut, dan segalanya akan menjadi debu yang tertiup angin”(Mr Yoshikawa)
......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^