Judul Buku : BIRU ; Sabar Hingga Akhir Waktu.
Penulis : Leyla Hana, Eni Martini, Linda Satibi Dkk.
Penerbit : Era Intermedia
Genre : Motivasi
Terbit : Cetakan pertama Juli 2013.
Jumlah Halaman : 286 Halaman.
ISBN : 978-979-8340-21-5
---------------------------------
Berderet kisah mengharu biru dihadirkan dalam buku bersampul biru ini. Tentang bagaimana orang-orang yang dihadapkan kenyataan bahwa anggota keluarganya harus menderita sakit. betapa sakit itu meskipun sedikit, ringan dan tak terlalu bahaya itu tak enak rasanya. Apalagi jika sakit yang berat, yang mengharuskan penderita total bergantung kepada orang lain untuk memmenuhi segala hajat hidupnya.
Masing-masing penulis menceritakan pengalaman saat mendampingi keluarga yang sakit. Banyak juga informasi tentang suatu penyakit yang kadang kita belum pernah mendengarnya. Seperti dituturkan dalam kisah mbak Leyla Hana, mengenai ibundanya yang menderita semacam kanker lidah, sejenis kanker yang jarang sekali terjadi. Yang mana pada awalnya hanya berupa sariawan-sariawan yang amat sering menyerang. Namun lama kelamaan sariawan itu tidak bisa sembuh dan menutup malah semakin banyak dan memenuhi sebagian besar rongga mulut. Hiks.. membayangkannya saja rasanya ikut perih, mengingat sariwan yang jumlahnya satu saja saya sudah panas dingin nggak enak seluruh badan. Karena sakit yang diderita tersebut lama-kelamaan bundanya mbak Leyla hanya mampu menkonsumsi makanan yang diblender dengan menggunakan sedotan hiks.. lagi-lagi saya merasa perih saat membaca bagian itu.
Banyak juga kisah lain yang tak kalah mengharu biru. Kesemuanya menitipkan sebuah pesan bahwa sesungguhnya sakit adalah penebus dosa-dosa mana kala kita bersabar. Mengingatkan diri kita betapa nikmatnya mempunyai tubuh yang sehat, sehingga semakin menghargai waktu yang tersedia untuk berbuat kebaiakn lebih banyak lagi saat tubuh sedang sehat.
Dibalik penyakit yang menimpa anggota keluarga kita, hikmahnya tak hanya untuk si sakit namun juga orang merawatnya. Mengurus orang sakit membutuhkan kesabaran. Karena terkadang orang yang terkena penyakit berata biasanya menjadi pemarah dan tidak sabar. Sehingga yang merawatnya tak hanya melayani segala keperluan si sakit namun sekaligus herus mau menerima segala keluh kesah dan ketidak sabarannya.
Sungguh, jika anda siap membaca buku bersampul biru ini, maka sebelumnya siapkanlah sekotak tisyu!. Sebab saya sudah merasakan efek samping dari membaca buku ini, seperti judul bukunya, kisah-kisah di dalamnya akan membuat mata berkaca-kaca dan hati mengharu BIRU.(*)
Penulis : Leyla Hana, Eni Martini, Linda Satibi Dkk.
Penerbit : Era Intermedia
Genre : Motivasi
Terbit : Cetakan pertama Juli 2013.
Jumlah Halaman : 286 Halaman.
ISBN : 978-979-8340-21-5
---------------------------------
Berderet kisah mengharu biru dihadirkan dalam buku bersampul biru ini. Tentang bagaimana orang-orang yang dihadapkan kenyataan bahwa anggota keluarganya harus menderita sakit. betapa sakit itu meskipun sedikit, ringan dan tak terlalu bahaya itu tak enak rasanya. Apalagi jika sakit yang berat, yang mengharuskan penderita total bergantung kepada orang lain untuk memmenuhi segala hajat hidupnya.
Masing-masing penulis menceritakan pengalaman saat mendampingi keluarga yang sakit. Banyak juga informasi tentang suatu penyakit yang kadang kita belum pernah mendengarnya. Seperti dituturkan dalam kisah mbak Leyla Hana, mengenai ibundanya yang menderita semacam kanker lidah, sejenis kanker yang jarang sekali terjadi. Yang mana pada awalnya hanya berupa sariawan-sariawan yang amat sering menyerang. Namun lama kelamaan sariawan itu tidak bisa sembuh dan menutup malah semakin banyak dan memenuhi sebagian besar rongga mulut. Hiks.. membayangkannya saja rasanya ikut perih, mengingat sariwan yang jumlahnya satu saja saya sudah panas dingin nggak enak seluruh badan. Karena sakit yang diderita tersebut lama-kelamaan bundanya mbak Leyla hanya mampu menkonsumsi makanan yang diblender dengan menggunakan sedotan hiks.. lagi-lagi saya merasa perih saat membaca bagian itu.
Banyak juga kisah lain yang tak kalah mengharu biru. Kesemuanya menitipkan sebuah pesan bahwa sesungguhnya sakit adalah penebus dosa-dosa mana kala kita bersabar. Mengingatkan diri kita betapa nikmatnya mempunyai tubuh yang sehat, sehingga semakin menghargai waktu yang tersedia untuk berbuat kebaiakn lebih banyak lagi saat tubuh sedang sehat.
Dibalik penyakit yang menimpa anggota keluarga kita, hikmahnya tak hanya untuk si sakit namun juga orang merawatnya. Mengurus orang sakit membutuhkan kesabaran. Karena terkadang orang yang terkena penyakit berata biasanya menjadi pemarah dan tidak sabar. Sehingga yang merawatnya tak hanya melayani segala keperluan si sakit namun sekaligus herus mau menerima segala keluh kesah dan ketidak sabarannya.
Sungguh, jika anda siap membaca buku bersampul biru ini, maka sebelumnya siapkanlah sekotak tisyu!. Sebab saya sudah merasakan efek samping dari membaca buku ini, seperti judul bukunya, kisah-kisah di dalamnya akan membuat mata berkaca-kaca dan hati mengharu BIRU.(*)
sudah baca waktu masih audisi di baw, tapi rasanya tetep pengen punya bukunya....
BalasHapus