Kamis, 11 September 2014

Tragedi Kemanusiaan di Balik Institusi Kesehatan



Judul Buku : Livor Mortis
Penulis        : Deasylawati
Penerbit      : Indiva Media Kreasi
Jumlah halaman : 240 Halaman
ISBN           : 979-1397-41-4
-----------------------

Sebuah kejadian mengejutkan terjadi saat Fatiya sedang jaga malam. Di sebuah rumah sakit tempat ia baru saja bekerja sebagai perawat honorer. Seorang pasien meninggal lebih dari delapan jam namun tak ada yang mengetahui. Sebuah kesalahan yang pada kelanjutannya berbuntut panjang dan menyibak berbagai tragedi kemanusiaan dalam sebuah institusi kesehatan.

Livor mortis adalah istilah dunia medis yang berarti satu tanda pasti kematian adalah tanda lebam pada mayat yang akan menunjukkan posisi mayat ketika meninggal. Tanda merah keunguan yang timbul karena penumpukan cairan darah pada area bawah mayat, mengikuti grafitasi. Tanda tersebut menetap setelah lebih dari 8 jam.

Pasien yang meninggal adalah suami dari pasangan penjual kue yang tinggal dekat rel kereta. Pak Karta dan bu Ponirah, pasangan miskin yang mendapatkan perawatan kelas 3. Selain pasangan tersebut ada juga pasangan suami istri lain yang menjadi pasien di RS tempat Fatiya bekerja, Robi dan istrinya, Lena yang melahirkan dengan cara dioperasi, namun na’as juga ternyata saat operasi tersebut ada setitik perban/kasa yang tertinggal di dalam perut sehingga membuat keadaan Lena semakin tak kunjung sembuh dari hari ke hari.

Sebuah arogansi dilapisi cara-cara lihai dan tampak profesional diungkap dalam rentetan kasus yang disajikan novel ini. Bagaimana hak-hak pasien ditindas demi sebuah nama baik institusi. Kemudian jiwa-jiwa yang berontak terpaksa harus bungkam saat melihat kecurangan semata agar tak dibuang dari pekerjaannya.

Termasuk Fatiya dan Haris, perawat-perawat yang sebenarnya tahu akan kebusukan yang terjadi namun tak mampu berbuat apa-apa. Bahkan Robi, pasien yang tertindas dan dirugikan yang mencoba berontak ternyata butuh berjuang keras untuk menuntut sebuah keadilan. Robi mencoba menggandeng pengacara untuk menuntut pihak rumah sakit yang membuat istrinya dua kali dioperasi karena sebuah kesalahan dokter bedah. Bahkan juga menggalang massa mantan-mantan pasien yang merasa dirugikan.

Novel yang mengisahkan tentang sebuah ironi kehidupan pada sebuah tempat dan profesi yang sarat dengan irama kemanusiaan. Rumah sakit dan kedokteran. Penulis novel yang juga pernah menjalani profesi sebagai parawat ini menggambarkan dengan apik segala denyut aktifitas di sebuah rumah sakit. Derit bangsal-bangsal yang didorong serta aroma obat dan sterilnya jas dokter bedah digambarkan secara detail. Istilah-istilah dunia medias juga banyak menghiasi jalinan kisah dalam buku ini, namun tak mengurangi kenyamanan memahami rangkaian kisah yang disajikan.

Tak hanya menceritakan intrik yang terjadi antara dokter, perawat dan pasien. Ada juga selipan romansa antara Fatiya, Dokter Pras dan Haris. Kisah cinta yang manis namun berbalut kesantuan dan kedewasaan berpikir.

Bagimanakah akhir perjuangan dari Robi? Dan juga akhir kisah cinta dan nasib profesi Fatiya? Setiap bab dalam buku ini menggiring pembaca untuk mencari jawaban di akhir cerita. Tak hanya menghibur dengan ketegangan dan teka-teki, buku ini memberikan banyak informasi seputar dunia medis dan juga ajakan untuk merenung betapa pentingnya idealisme kemanusiaan dan kebenaran harus menjadi pegangan dalam apapun profesi yang kita pilih jalani.(*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^