Resensi saya di WASATHON.COM : http://wasathon.com/resensi-/view/2014/09/09/-resensi-buku-tragedi-kemanusiaan-dibalik-institusi-kesehatan
Judul Buku : Livor Mortis
Penulis : Deasylawati
Penerbit :
Indiva Media Kreasi
Jumlah halaman : 240 Halaman
ISBN : 979-1397-41-4
-----------------------
Sebuah
kejadian mengejutkan terjadi saat Fatiya sedang jaga malam. Di sebuah rumah
sakit tempat ia baru saja bekerja sebagai perawat honorer. Seorang pasien
meninggal lebih dari delapan jam namun tak ada yang mengetahui. Sebuah kesalahan
yang pada kelanjutannya berbuntut panjang dan menyibak berbagai tragedi
kemanusiaan dalam sebuah institusi kesehatan.
Livor mortis
adalah istilah dunia medis yang berarti satu tanda pasti kematian adalah tanda
lebam pada mayat yang akan menunjukkan posisi mayat ketika meninggal. Tanda
merah keunguan yang timbul karena penumpukan cairan darah pada area bawah
mayat, mengikuti grafitasi. Tanda tersebut menetap setelah lebih dari 8 jam.
Pasien
yang meninggal adalah suami dari pasangan penjual kue yang tinggal dekat rel
kereta. Pak Karta dan bu Ponirah, pasangan miskin yang mendapatkan perawatan
kelas 3. Selain pasangan tersebut ada juga pasangan suami istri lain yang
menjadi pasien di RS tempat Fatiya bekerja, Robi dan istrinya, Lena yang
melahirkan dengan cara dioperasi, namun na’as juga ternyata saat operasi
tersebut ada setitik perban/kasa yang tertinggal di dalam perut sehingga
membuat keadaan Lena semakin tak kunjung sembuh dari hari ke hari.
Sebuah
arogansi dilapisi cara-cara lihai dan tampak profesional diungkap dalam
rentetan kasus yang disajikan novel ini. Bagaimana hak-hak pasien ditindas demi
sebuah nama baik institusi. Kemudian jiwa-jiwa yang berontak terpaksa harus
bungkam saat melihat kecurangan semata agar tak dibuang dari pekerjaannya.
Termasuk
Fatiya dan Haris, perawat-perawat yang sebenarnya tahu akan kebusukan yang
terjadi namun tak mampu berbuat apa-apa. Bahkan Robi, pasien yang tertindas dan
dirugikan yang mencoba berontak ternyata butuh berjuang keras untuk menuntut sebuah
keadilan. Robi mencoba menggandeng pengacara untuk menuntut pihak rumah sakit
yang membuat istrinya dua kali dioperasi karena sebuah kesalahan dokter bedah.
Bahkan juga menggalang massa mantan-mantan pasien yang merasa dirugikan.
Novel
yang mengisahkan tentang sebuah ironi kehidupan pada sebuah tempat dan profesi
yang sarat dengan irama kemanusiaan. Rumah sakit dan kedokteran. Penulis novel
yang juga pernah menjalani profesi sebagai parawat ini menggambarkan dengan
apik segala denyut aktifitas di sebuah rumah sakit. Derit bangsal-bangsal yang
didorong serta aroma obat dan sterilnya jas dokter bedah digambarkan secara
detail. Istilah-istilah dunia medias juga banyak menghiasi jalinan kisah dalam
buku ini, namun tak mengurangi kenyamanan memahami rangkaian kisah yang disajikan.
Tak
hanya menceritakan intrik yang terjadi antara dokter, perawat dan pasien. Ada
juga selipan romansa antara Fatiya, Dokter Pras dan Haris. Kisah cinta yang
manis namun berbalut kesantuan dan kedewasaan berpikir.
Bagimanakah
akhir perjuangan dari Robi? Dan juga akhir kisah cinta dan nasib profesi
Fatiya? Setiap bab dalam buku ini menggiring pembaca untuk mencari jawaban di
akhir cerita. Tak hanya menghibur dengan ketegangan dan teka-teki, buku ini
memberikan banyak informasi seputar dunia medis dan juga ajakan untuk merenung
betapa pentingnya idealisme kemanusiaan dan kebenaran harus menjadi pegangan
dalam apapun profesi yang kita pilih jalani.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^