Judul Buku : My Avilla
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Indiva
Genre : Novel Islami
Terbit : Cetakan Pertama Februari 2012
Jumlah Halaman : 184 Halaman.
Harga : 26.000
Ukuran : 14 x 20 cm
ISBN : 978-602-8277-49-5
-----------------------------------------------
Novel bertema berat namun tersaji
dengan rasa yang ringan. Itulah sekilas pandangan saya terhadap novel My Avilla
yang ditulis oleh mbak Ifa Avianty ini. Novel yang mengangkat tema pencarian
Tuhan, pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang ketuhanan yang sering kali
menjadi bahan diskusi dalam kajian perbandingan agama.
Kisah diawali dengan kepulangan Trudy
kembali ke tanah airnya setelah beberapa waktu menetap di ibukota Norwegia. Kepulangan
saat pemakaman Omanya disambut tatapan dingin mama dan papa, tapi tetap ada tatapan
kasih sayang kakak perempuannya, Margriet yang seolah tak pernah berubah
semenjak dulu. Trudy yang datang dengan sejuta penyesalan disambut Margriet dengan bermiliyar kemaafan.
Trudy juga bertemu dengan Fajar,
laki-laki yang selalu terlihat pemalu dan penggugup. Laki-laki yang masih bisa menghadirkan desir dalam hatinya.
Kisah melaju flashback ke masa bertahun sebelumnya...
Trudy dan Margriet adalah kakak adik
yang berbeda karakter. Margriet cenderung serius, penyayang dan lembut hatinya,
sementara Trudy ceria, senang bergaul dan dalam pikirannya selalu ingin
berkompetisi, terutama dengan kakaknya sendiri.
Sementara Fajar adalah teman sekolah
Trudy. Seseorang yang sedang galau dalam menetapkan keyakinan, disebabkan
tumbuh dalam keluarga yang berbeda agama. Papanya muslim, sementara mama
katholik. Fajar serius memikirkan tentang Tuhan, sehingga ia mempunyai
ketertarikan kepada Margriet, kakaknya Trudy yang terlihat sangat mendalami
agamanya, Margriet berjilbab rapat dan sangat mematuhi ajaran agama yang
dianutnya, sementara Trudy terlihat dangkal dan lebih menyukai hiruk pikuk
keramaian duniawi.
Fajar merasa menemukan teman berbagi
yang tepat tentang kegalauannya. Margriet yang cerdas itu menjadi teman diskusi
yang menyenangkan, hingga romansa cinta menyapa mereka tak peduli bahwa Fajar
berusia empat tahun lebih muda daripada Margriet, parahnya lagi Fajar adalah
gebetan yang sangat diidamkan oleh Trudy. Dan tentu saja Trudy merasa kecewa,
karena ia mengira bahwa sudah menjadi pemenang hati Fajar di hadapan
teman-teman sekolahnya. Siapa menyangka bahwa seringnya Fajar main ke rumah
Trudy lebih karena mengagumi dan memuja kakaknya, Margriet, kompetitor
kehidupan yang paling ingin dikalahkannya di area keluarga, namun tak pernah
bisa. Upaya Fajar mengungkapkan cinta kepada Margriet malah menjadikan benang kusut diantara mereka, sehingga mereka memutuskan untuk saling menjauh dan melupakan.
Romansa anak muda itu diceritakan
dengan lincah sekali. Bagaimana interaksi antar mereka seolah terasa nyata, dan
tak membosankan untuk dibaca. Bahasa segar yang dipakai penulisnya menjadikan
selipan humor yang natural tanpa kesan dibuat-buat.
Selepas SMA Fajar melanjutkan
pendidikannya ke Roma, di Pontificial Gregorian University, demi menikmati pencarian akan Tuhan dalam wajah kota yang menyatu dengan kota suci salah satu agam di dunia, Vatican Citty. Ia masih saja
bimbang diantara dua pilihan, katholik atau islam? Di KTP dia menuliskan nama
Islam sebagai agamanya, dalam keseharian dia juga menjalankan ibadah
sebagaimana orang islam, namun dalam relung nuraninya Fajar masih merasakan
getar-getar indah saat melihat nyanyian kidung gereja, pemujaan Tuhan yang
terasa romantis dan indah. Tak jarang ia menyandingkan AlQur’an dan
Bible untuk dipelajari dan direnungkan secara mendalam dalam waktu bersamaan.
Sementara itu dalam kehidupan Margriet,
hadir seseorang bernama Phill, seorang dosen bule temannya mengajar di sebuah
Universitas negeri. Bule yang atheis dan norak yang ternyata juga sedang merenungkan
kemungkinan adanya Tuhan dan mencoba untuk percaya.
Keseluruhan kisah di dalam novel
ini diceritakan secara selang-seling dengan POV orang pertama pada
masing-masing tokoh. Banyak tokoh dan semuanya penting untuk mengetahui seluruh
kisah. Margriet, Trudy, Fajar dan Phill yang paling banyak mengambil porsi cerita,
selebihnya seperti Luna dan Iggy, meskipun seperti figuran yang sebentar lewat
namun tetap menjadi bagian penting dalam cerita.
Saya menikmati membaca novel ini,
tak terasa banyak renungan yang merasuk dalam kepala saya, tentang Tuhan dalam
agama saya. Sebagaimana dalam tulisan surat Margriet kepada Fajar, sebuah
pertanyaan... “Kenapa kita dilahirkan
dalam keluarga muslim? Kenapa nggak diciptakan terlahir dalam keluarga atheis, hindu
atau budha?, mungkin nggak Dia bermaksud menguji kita? apakah kamu taklid, bingung, masa
bodoh, makin mantap atau malah ingin pindah?“
Seyogyanya menjadi muslim haruslah
mendalami agamanya, berusaha juga mengetahui jawaban keingintahuan yang mungkin
diutarakan orang-orang selain islam. Bukan sebagai bahan untuk berdebat,
menjatuhkan dan menghina keyakinan agama lain namun lebih untuk memantapkan hati dan
lebih dekat kepada Allah SWT tanpa setitik pun keraguan lagi. Itulah pesan yang
saya tangkap dari keseluruhan isi novel ini.
Buku ini bagus, saya merating 3 bintang untuk buku ini, karena disamping banyak kelebihan dalam novel ini, saya juga menemukan beberapa hal yang menurut
saya sebuah kekurangan. Hmmm.. maaf jika mungkin yang saya sebutkan mungkin
agak klise, hanya soal selera. Hmm..
Pertama, yang membuat saya agak
banyak mengerut kening adalah bertaburan bahasa inggris tanpa ada terjemahnya. Karena saya nggak mungkin baca buku sambil bawa kamus atau buka Google translate, maka kadang saya skip dan mengira-ngira saja maksud kata-kata inggris itu apa? :D sehingga saya sangsi kalau bilang ini adalah kekurangan buku secara teori kelayakan, sebab ya
wajar banget dalam berbagai dialog menyertakan bahasa inggris. Lumrah sekali
karena tokoh yang sedang diceritakan (Trudy dan Margriet) adalah orang-orang
kaya, berpendidikan modern, dan silsilah keluarganya masih ada keturunan
belanda. Jadi kekurangan bukan kesalahan penulis, salahnya yang baca nggak jago
bahasa inggris. He,
Kemudian yang kedua adalah sebuah
kesan yang sering saya rasakan seperti saat membaca beberapa novel lain. Kesan
seolah penulis buru-buru ingin sampai ke ending dalam menulisnya. Terlihat
dalam penulisan babnya, pada prolognya per bab (Maksud saya bab penceritaan per-tokoh)
ada 3-4 halaman tertulis mengalir, detail dan terasa ‘hidup’. Namun menjelang
ending ada yang cuma 1 halaman saja. Padahal sedang berada pada adegan penting
disimak seperti saat perjodohan Margriet dan Fajar, pertengkaran Margret dan
fajar karena tuduhan membandingkan dengan Phill, terasa kurang ngalir dan ‘hidup’
sebagaimana dalam prolognya. Entahlah mungkin ini perasaan saya saja sih
sebagai pembaca yang terlalu cerewet dan penasaran minta semua bagian dikisahkan,
ahaha..
Bagaimana kelanjutan hubungan antara Fajar, Trudy dan Margriet pada akhirnya? ya tentu saja hanya bisa diketahui dengan membaca keseluruhan bukunya.
Akhirul kalam, buku ini saya rekomendasikan
buat para muslim yang mencintai agamanya. Beneran loh, membaca ini tak se’berat’
kesan tema yang dijadikan inti ceritanya.
***
Tulisan ini diikutkan dalam LOMBA MENULIS RESENSI BUKU INDIVA 2013
Aku selalu suka dengan buku-buku mb Ifa, semoga aku juga bisa membaca buku ini.
BalasHapusMantap review mbak ;)
iya renyah dan romantis ya tlsn mbak ifa itu :)
Hapusreviewnya dalem mak, jadi pengen baca hehehe... *sambil melirik naskah yang bertaburan bahasa planet juga
BalasHapushayuk beli bukunya.. di indiva dpt diskon.. harga diatas itu msh dpt diskon lg mbak.. menurut saya temasuk murah utk sebuah buku bagus :)
Hapusreviewnya mantap sekali mbak ... sukses ya mbak untuk kontesnya .... salam kenal
BalasHapusmakasih ya, salam kenal juga :)
Hapusaku dah lama bikin review buku ini, jadi tergoda untuk mengikutsertakannya di lomba ini.. :)
BalasHapusSukseees yaa Mbak Bint..
keren mba reviewnya....good luck ya:)
BalasHapusmakasih mbak linda, n mbak sarah :)
BalasHapusReviewnya keren mbak, kisahnya membumi, resensinya pas di hati, hanya sekedar koreksi, tertulis menyandingkan Al Quran dan Bimbel sebaiknya diganti Bible, artinya Injil, kalau Bimbel kepanjangan dari Bimbingan Belajar :). semoga sukses :)
BalasHapushuwaaa makasih ya mbak atas koreksinya.. saltik yg fatal bgt itu yak :D
Hapusmakasih jg atas doanya :)
Aku jadi penasaran dech ma bukunya huhuhu...reviewnya bikin penasaran,,
BalasHapushayuk beli sajaaa.. diskon dr penerbitnya lumayan :)
HapusKeren ya mbak. Saya setuju dengan kekurangan mengenai bahasa itu. Mudah2an menjadi masukan supaya bukunya bisa dilahap siapa saja ... Moga menang yaa
BalasHapusmakasih mbak niar..
Hapusyup smoga jd masukan.. biar pembaca2 yg ga jago english lbh terpuaskan hehehe..
Suka reviewnya mbk bintaaa. Jd pgn baca deh
BalasHapusmakasih mbak anik :)
HapusIya suka resensimu, mbak. Untungnya Linda dan Gwen gak suka laki2 yang sama ya :D :D :D
HapusGutlak mbak :)
makasih mbak anggi.. ahaha.. iyalah ^^
Hapus