Resensi saya dimuat di Wesite Dakwatuna.com 2 Desember 2013 :
Judul
Buku : Cinta dan Harapan di Masa Tua
Penulis :
Naqiyyah Syam DKK
Penerbit :
Penerbit Jendela (Lini Zikrul Hakim)
Genre :
Antologi Kisah Inspiratif
Terbit :
Cetakan Pertama Juli 2013
Jumlah
Halaman : 256 Halaman
ISBN : 978-979-063-814-3
----------------------------
Bagaimana
Menyayangi Lansia di Usia Senja
Kata-kata
yang sangat benar adalah, bahwa orang-orang tua sudah pernah merasakan muda.
Sedangkan orang muda belum pernah merasakan menjadi tua. Ringkih, berkurang
produktifitas, kesempurnaan fisik dan juga kesehatan.
Ketika
memasuki dunia senja, para lansia itu terkadang mengalami perubahan yang harus
diiringi dengan berbagai pemakluman dan pengertian anak-anaknya juga orang-orang
dekat yang berada disisinya. Baik merawat atau sekedar menemani mereka.
Terkadang
mereka berubah sifatnya menjadi kembali seperti anak kecil, sebagaimana
diceritakan dalam buku bersampul hujau lembut ini, oleh Annisa Widiyarti.
Betapa Bapaknya yang sudah sepuh selalu menginginkan jajanan apa saja yang
dimakan cucunya. Maka bagi penulis, saat itulah saatnya memenuhi segala
permintaan bapaknya, jika dulu sang Bapak sering berjalan jauh hanya untuk
membeli bubur atau jajanan yang diinginkan anak-anaknya, maka saat itulah sang
anak harus memenuhi permintaan Bapaknya. (Hal 88).
Ada
juga dalam kisah lain, Lansia yang mengalami perubahan karakter secara drastis.
Ketika masa mudanya begitu hangat dan humoris. Namun saat renta dan
sakit-sakitan sifat hangatnya itu hilang berganti dengan karakter cerewet dan
selalu menganggap serba salah sikap orang orang yang menemani dan merawatnya. Sehingga
seiring waktu bergulir, segala upaya pengobatan dan perawatan adalah perjuangan
bagi anak-anaknya. Perjuangan menjaga bakti agar tetap putih, menjaga
persaudaraan agar tetap rapi, dan yang lebih pasti adalah menjaga rasa hati dari sebuah noktah bernama bosan.
(hal 194)
Merawat
lansia yang sakit memang bukan hal mudah. Jika merawat balita dengan ompolnya
kita masih bisa tersenyum, berharap buah hati tumbuh besar dan sehat untuk
selanjutnya memberi warna dan harapan di masa depan. Bagaimana jika yang
dirawat adalah “bayi” renta? setiap menit serasa tidak mungkin diharapkan
kesembuhan, apalagi pertumbuhan menjadi lebih baik. Pernahkah terbersit angan
dan tanya hitam, ‘kapan saat itu tiba?’
Tantangan
paling nyata adalah lansia yang hidup bersama kita itu membawa dua pilihan,
yaitu : membuka pintu surga atau menguak keburukan sifat dan sikap kita. semua
tergantung kita menyikapinya saat kita dihadapkan dengan dunia lansia yang
penuh teka-teki, keharuan, kelucuan bahkan juga bisa jadi menjengkelkan.
Buku
yang diangkat dari kisah nyata beberapa penulis ini mencoba membuka tabir
seputar dunia lansia untuk memberi pemahaman kepada kita terhadap dunia mereka,
sehingga kita bisa menyikapinya secara benar, tanpa beban dan bahkan perasaan
senang.
Buku
ini juga disertai beberapa tips berdasarkan pengalaman penulis, misalnya saat
memperlakukan orang tua yang sudah lumpuh. Disarankan saat aktifitas mandi
tidak hanya dimandikan di tempat tidur. Sebaiknya tetaplah memandikannya di
kamar mandi, mengguyur dengan air agar
lebih menyegarkan badannya. Kemudian tetap mengajak mereka melihat dunia luar
dan terus memotivasi.
Tidak
semua lansia itu menjadi merepotkan dan mau dirawat anak-anaknya. Beberapa
dikisahkan juga lansia yang selalu berusaha mandiri dan mengisi hari-hari
tuanya dengan kegiatan yang bermanfaat. Sebagaimana yang diceritakan oleh Sinta
Handini tentang neneknya. Di masa senja menjadi lansia dan hidup berjauhan
dengan semua anak-anaknya, sang nenek memilih tak mau tinggal dengan salah satu
anaknya namun tetap tinggal di kampung tempat sang suami dimakamkan. Sang nenek
suka merawat kucing dan ayam. Bahkan juga mengasuh banyak anak putus sekolah
untuk dibantu pendidikannya hingga mandiri. Bahkan sang nenek juga rajin
menulis diary, yang pada akhirnya ditemukan oleh cucunya sehingga bisa
menyusuri jejak perbuatan-perbuatan mulia dari sang nenek. (hal 117)
Buku
yang sangat direkomendasikan buat orang-orang yang masih diberikan kesempatan
untuk menemani dan merawat orang tuanya. Untuk bisa mengambil pelajaran tentang
sabar, telaten dan ikhlas bernakti. Bahkan juga pelajaran untuk bersiap diri
bagaimana kelak saat kita harus menjadi tua?(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^