Sabtu, 05 April 2014

Selalu Ada Harapan Dalam Seribu Kemungkinan


Judul Asli : Charlie and The Chocolate Factory
Judul Terjemahan : Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib.
Penulis : Roald Dahl
Penerjemah Ade Dina Sigarlaki
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit : Cetakan pertama April 2003
Jumlah Halaman : 200 halaman.
ISBN : 978-979-686-889-6
---------------- 


Charlie adalah seorang anak laki-laki kecil yang hidup bersama keluarganya yang pas-pasan, bahkan bisa dibilang miskin. Ayah Charlie Mr Bucket bekerja di pabrik odol, gaji dari sana harus menghidupi 4 orang kakek dan nenek Charlie. Kakek nenek orang tua Mr Bucket dan kakek nenek orang tua Mrs Bucket, ibundanya Charlie. Sehingga setiap hari mereka harus membagi makanan untuk 7 orang, meskipun mereka tidak disebut kelaparan namun tetap merasa tak pernah bisa kenyang. Mereka juga harus berbagi 2 kamar dengan 7 orang. 4 kakek nenek Charlie yang menempati satu-satunya ranjang kepunyaan mereka dengan berdesakan. sementara Charlie bersama ayah dan ibunya menempati kamar sebelah dengan tidur diatas lantai. 

Sungguh mengenaskan ya prolog kisahnya? hmmm namun bagusnya buku ini dalam menggambarkan nestapa keluarga Charlie tersebut Roald Dahl tidak mengeksplor secara melankolis dan dramatis, namun hawa tulisannya itu malah bisa menggambarkan harapan bahwa selalu ada harapan dan motivasi pantang meratapi nasib dalam kehidupan.

Charlie sangat menyukai coklat, namun sayang karena kondisi keluarganya yang selalu pas-pasan membuat Charlie hanya bisa mendapatkan sebungkus coklat pada setiap hari ulang tahunnya, cuma setahun sekali. Padahal Charlie tinggal di kota yang di dalamnya terdapat pabrik coklat yang sangat terkenal di dunia. Pabrik  coklat Mr Willy Wonka, dan pabrik itu berada tak jauh dari rumahnya. 

Pabrik Coklat Mr Wonka selalu menguarkan aroma coklat hangat yang lezat setiap kali Charlie lewat di depan gerbangnya. Namun ada sebuah teka teki yang mulai diketahui dari cerita kakek Joe kepada Charlie, teka teki pabrik coklat Mr Wonka yang agaknya juga membuat semua penggemar coklat Wonka penasaran. Teka teki apakah?

Hmmm.. 
Ternyata Mr Wonka pernah menutup pabriknya beberap tahun yang lalu, ia marah karena salah satu pekerjanya menjadi mata-mata pabrik lain dan mencuri salah satu penemuan resep coklatnya. Namun beberapa tahun kemudian pabrik itu terlihat memproduksi kembali, namun anehnya tak pernah ada terlihat pekerja yang keluar masuk ke dalamnya, hanya ada kardus-kardus coklat yang dikeluarkan dari pabrik menuju para pemesannya dari berbagai negara.

Siapa dong yang membuat coklat-coklat lezat itu?
Semua orang ingin tahu, sehingga ketika diumumkan di surat kabar bahwa Mr Willy Wonka akan mengundang 5 orang anak beruntung yang mendapatkan 5 tiket emas yang dimasukkan acak ke dalam bungkus coklat produksinya, 5 anak itu akan diajak masuk dan berkeliling dalam pabrik Mr Wonka bersama orang tuanya. Sontak, kabar itu membuat semua orang di dunia berburu coklat Wonka untuk mengejar tiket emas. Banyak hal gila dan membuat kita tertawa melihat tingkah orang-orang yang begitu menginginkan tiket emas itu.

Setiap kali ada anak yang menemukan tiket emas selalu diumumkan di surat kabar dan menjadi terkenal. Charlie tentu saja juga sangat menginginkan mendapatkan salah satu dari tiket emas itu. Ia sedih karena hanya dapat membeli sebungkus coklat setahun sekali. Kemungkinan 1 orang yang membeli coklat 1000 batang sama saja dengan 1 orang yang membeli 1 batang. Ya kemungkinan  itu selalu ada dan ditanamkan kakek nenek Charlie. 

Tiket pertama ditemukan oleh augustus Floop, si rakus makan, ia mendapatkan tiket setelah membeli banyak sekali coklat dan memakan semuanya, kemudian tiket kedua ditemukan oleh Veruca Salt, si manja yang selalu menangis dan menghentakkan kaki untuk meminta sesuatu kepada orang tuanya, ia mendapatkan tiket setelh ayahnya yang pengusaha kaya membeli ribuan coklat kemudian menyuruh pekerja pabriknya untuk mengupas bungkus-bungkus coklat itu semalaman ckckck.. tiket ketiga ditemukan oleh Violet Beauregade, maniak permen karet yang sanggup mengunyahnya selama 3 bulan hiiii... yang keempat adalah Mike Teave, pecandu televisi yang suka memimpikan ikut peperangan dan perkelahian betulan. 

Sementara Tiket kelima? tentu saja ditemukan oleh Charlie, namun pada saat Charlie sudah tak menginginkannya lagi. Kisah yang mudah ditebak namun alurnya tetap membuat saya merasakan keseruan dalam mengikuti laju ceritanya. 

Masih banyak kisah seru perjalanan 5 anak itu di dalam pabrik Mr Wonka, dari sana banyak pelajaran yang bisa diambil oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tentang sebab akibat, karakter-karakter dan pilihan sikap juga kebiasaan selalu menimbulkan akibat-akibat tertentu dari lingkungannya. 

Dan apa sebenarnya yang terjadi di dalam pabrik coklat itu? siapa sebenarnya yang mengerjakan dan menghasilkan coklat-coklat lezat itu sementara tak pernah ada pekerja yang terlihat masuk kesana? kesemua keajaiban dan kisah fantasinya hanya diketahui oleh 5 anak pemilik tiket emas itu dan juga kita yang membaca bukunya hingga tuntas.
------------------------------------------------

Yup ini buku kedua dari 14 buku paket buku Roald Dahl yang saya baca. Lanjutannya kemarin, buku pabrik coklat ini lebih tebal, rumit dan panjang ceritanya, Namun tetap ke-khas-an Roald Dahl dalam memperkenalkan tokoh-tokohnya tak pernah bertele-tele, to the point dan gamblang. 

Imajinasi yang disajikan juga menarik, unik namun juga menggelitik, betapa tidak, ketika seolah tercipta sebuah lubang cerita (Logika yang agak membingungkan) penulis ini dengan cerdik menutupinya dengan misteri, misalnya ketika Charlie menanyakan bagaimana salah satu keajaiban dari ciptaan Mr Wonka itu bisa terjadi, Mr Wonka kadang menjawab bahwa telinganya kurang bisa mendengar karena sudah tua kemudian mengalihkan kepada topik lain hehehe.. 

Cerita fantasi memang boleh menabrak apa saja imajinasinya, semakin aneh semakin menarik. Namun tetap ada batas logika yang bisa diterima akal anak-anak maupun orang dewasa, batas itu diciptakan sendiri oleh penulis cerita kemudian mematuhinya. Prinsip ini agaknya bisa diaplikasikan dengan manis oleh Roald Dahl, dan dia menutup kekurangannya dengan cara cerdik sepeti yang saya katakan di paragraf atas. Hmm..

Agak berbeda dari buku -buaya raksasa- kemarin dalam buku ini agaknya ada beberapa percakapan orang tua yang berupa umpatan dan julukan-julakn kasar. Mungkin bagi keluarga-keluarga di luar negeri itu dianggap biasa (karena ini buku terjemahan) namun ada baiknya kalau untuk masyarakat timur kita yang santun bahasa-bahsa tersebut kurang baik untuk ditirukan anak-anak. 

Akhirul kalam, dibalik kekurang dan kelebihan buku ini, karya ini cukup menghibur dan meninggalakn pesan tentang motivasi kehidupan, sesungguhnya selalu ada harapan dalam seribu kemungkinan, jangan pernah putus asa!. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^