Minggu, 30 Maret 2014

Meningkatkan Kualitas Diri dalam Penantian Pasangan Jiwa.




Judul Buku : Perjanjian yang Kuat
Penulis        : Leyla Hana
Penerbit     : Quanta Elekmedia
Terbit          : 2013
Jumlah Halaman : 260 Halaman
ISBN           : 978-602-02-2728-3
--------------------------------------------------

Betapa Jodoh adalah rahasia kehidupan. Kedatangannya bukan ajang perlombaan, yang mana bukanlah yang paling cepat datangnya kemudian dianggap sebagai juara. Jodoh layaknya kelahiran dan kematian. Tak ada satu manusia pun yang mampu menghadirkannya kecuali jika sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa.

Setiana, adalah seorang gadis yang risau akan jodohnya. Tubuh agak gemuk dan wajah tak begitu menarik sering dijadikan kambing hitam atas kesendiriannya dalam usia yang lebih dari matang untuk berkeluarga.

Menapak usia 29 tahun, keluarga besar Setiana mencoba menjodohkan dengan beberapa pemuda, tetapi sayang semuanya gagal dengan berbagai sebab. Usia semakin bertambah sementara perihal jodoh tampak semakin gelap saja. Sementara itu Setiana ternyata memiliki cinta terpendam kepada seorang teman dekatnya yang bernama Edo. Namun Edo terlihat hanya menganggap biasa hubungan mereka, tak lebih dari persahabatan. Bahkan Edo kemudian menikah dengan perempuan lain.

Setiana memasrahkan jodohnya kepada Allah SWT. Ia berusaha memperbaiki diri dan tetap melanjutkan hidup, Tetap berani menghadiri undangan pernikahan teman dan juga kerabat perempuan yang lebih muda daripada umurnya, meski disana ia selalu menjadi sasaran cecaran pertanyaan “Kapan menikah?”. Dan Setiana juga tak lagi memperdulikan beberapa rekan kerjanya yang suka menggosipkan bahkan mengolok-olok dirinya sebagai perawan tua.

Seiring waktu Setiana malah dihadapkan dengan contoh-contoh problema pernikahan yang menimpa orang-orang di sekitarnya. Kakaknya yang ingin bercerai dengan suaminya hanya karena masalah sepele, kemudian teman kerjanya yang telah lama menikah namun tak kunjung dikaruniai keturunan sehingga terancam akan diceraikan oleh suaminya. Bahkan juga ada perselingkuhan orang-orang yang sama sudah menikah.

Meskipun setting cerita mengambil daerah jawa tengah dengan tokoh-tokohnya yang terkadang menyisipkan ucapan dan istilah-istilah bahasa jawa, namun cerita ini cocok dinikmati oleh semua kalangan, karena  novel ini ditulis dengan bahasa penceritaan yang renyah dan mudah dicerna. Kisah kejadian sehari-hari begitu membumi dialami oleh masyarakat kita.

Bahwa pernikahan itu bukanlah ikatan main-main dan untuk coba-coba. Pernikahan adalah perjanjian yang kuat antar sesama manusia bersama Tuhannya. Banyak hikmah yang bisa kita petik manakala jodoh yang dinantikan belum juga tiba. Bisa jadi para penanti jodoh itu diberikan kesempatan yang lebih banyak untuk belajar berbagai tanggung jawab dan segala konsekuensi dari ikatan pernikahan. Berprasangka baik kepada Sang pencipta dan juga dunia sekitar kita dalam menyikapi penantian itu merupakan pesan yang dapat diambil dari novel berkaver cantik ini.

Bahkan novel ini juga menyentil kepada semua masyarakat yang berperan sebagai tokoh-tokoh yang berinteraksi dalam lingkungan seseorang yang sedang menanti jodohnya. Apakah kita sebagai ayah, ibu, saudara, tetangga atau teman kerja. Bagaimanakah sebaik-baik sikap kita terhadap para penanti itu? apakah ikut riuh mencandai kesendirian mereka? mencela? atau membantu, mendoakan dan membesarkan hatinya bahwa Rahmat Tuhan selalu ada bagi hambaNya yang ikhtiyar, sabar dan tawakkal.(*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^