Minggu, 19 Januari 2014

Berlembar-lembar Surat Tak Berbalas.




Judul Buku : Pena dan daun Senja.

Penulis      : Rach Char
Penerbit    : Nulisbuku.com.
Jumlah Halaman : 140 Halaman
------------------------------------------------------------


Sebuah buku dengan ide yang lumayan unik, bisa dikatakan sebagai perpaduan kumpulan puisi atau diary curhat yang terupa dalam lembaran-lembaran surat kepada seseorang yang tak disebutkan namanya. Hanya dituliskan bahwa pengirimnya adalah PENA dan ditujukan kepada DAUN SENJA

Tentang sebuah rasa yang tersimpan kepada teman kecil yang menawan hatinya. Rasa-rasa yang ia namai sendiri apa namanya, dan bagaimana warnanya.
Seperti dalam petikan surat pada halaman 23 :
..........................

Sungguh aku bukan pria tangguh, yang bisa mendaki berhari-hari, yang bisa menyelam tanpa tenggelam, yang bisa menahan sulit tanpa rasa sakit.
Sungguh aku juga pria jenius,
Yang mampu mengubah waktu menjadi besaran rindu, mencitakan katalis untuk menghilangkan rasa egois, belajar himpunan semesta untuk mengungkapkan cintaku yang tak hingga.
Sungguh aku bukan pria romantis,
Yang mampu membuat kata-kata puitis, yang menghadiai mawar-mawar berlapis, atau memujimu dengan kata-kata manis.
Aku hanya diriku saja, yang mencintaimu demikian adanya, dan mari kita menyempurnakan semuanya....
..............................

Lembaran-lembaran surat puitis, (meski si PENA ini mengaku nggak romantis) tetap tertulis (sepertinya tidak tekirim sehingga akhirnya dikumpulkan sampai membentuk buku) berlembar-lembar membentuk sebuah cerita cinta yang sedih. Karena pada akhirnya Daun senja memilih orang lain. DAUN SENJA bukanlah jodohnya PENA.

Namun bagusnya jalinan kisah ini tidak diakhiri dengan ratapan atau keinginan bunuh diri. (galau akut yang enggak banget itu). Namun sikap meletakkan semuanya pada tempat yang benar. Bahwa masa depan adalah milik Tuhan. Dan kita manusia hanya abdiNya yang berperan. 



Sayang sekali lembaran-lembaran surat itu hanya cerita rasa sefihak pada diri PENA. Tak ada kisah pengimbangnya, yakni tak ada balasan apapun dari fihak DAUN SENJA. Jadi pantaslah saya berikan judul review ini dengan berlembar-lembar surat tak berbalas. 

Oh ya satu lagi hal yang membuat saya harus bilang kata "sayang" lagi. Kavernya itu loh, buram dan tidak memikat mata yang hendak memandang. Entahlah malah timbul horor dalam perasaan saya melihat dua tangan yang digambar buram itu hehe..

Yah, yang penting saya dapat mengambil sari pesan dalam lembaran kisah itu, Benarlah adanya bahwa tanpa Tuhan, tak akan mungkin bisa mencintai dan dicintai kemudian membentuk kisah cinta dengan beragam warna, karena rasa cinta itu sendiri dalah skenario ciptaan Tuhan adanya, Allah SWT dalam keyakinan saya(*)


2 komentar:

  1. ini kek diary yang isinya puisi-puisi cinta gitu ya mba???

    BalasHapus
  2. iya mbak.. tapi berbentuk surat.. ada nama pengirim dan orang yang dikirimi.. isinya putis tp membentuk kisah yg saling berhubungan antar satu surat dgn yg lain :)

    BalasHapus

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^