Senin, 05 Mei 2014

Cara Mengirim Resensi Ke Kompas Anak.

Mendokumentasikan cara mengirim resensi ke koran Kompas anak. Berdasarkan info dari teman yang sudah 2x dimuat, Hairi Yanti, Copas dari postingan blognya dari sini : 
http://coretanyanti.wordpress.com/2014/05/04/mengirim-resensi-ke-kompas-anak/

Ini dia caranya : 

1. Baca buku anak terbitan baru. Minimal yang belum berumur 1 tahun terbit. Lebih disarankan yang umurnya tidak lebih dari 6 bulan terbit.
2. Bikin resensinya maksimal 200 kata. Karena sasarannya anak-anak, jadi bahasanya ya sederhana buat anak-anak.
3. Kirim resensinya ke kompas@kompas.co.id / kompas@kompas.com / opini@kompas.co.id / opini@kompas.com (semua alamat email saya gunakan, pakai cc dan bcc gitu kan bisa ^^)
4. Subjek email yang digunakan : [Kompas Anak] Resensi buku (judul buku). Naskah resensi ditulis dalam bentuk file rtf dengan nama file [Resensi Kompas Anak] judul resensi, di lampirkan di email bukan di badan email. Begitu juga cover buku, dilampirkan juga. Oya, naskah disertai biodata singkat penulis : nama, alamat rumah, alamat email, nomor ponsel, dan nomor rekening.
5. Honor 200 ribu (buka-bukaan nih biar semangat)
6. Tidak ada pemberitahuan dimuat dari redaksi.
Contoh naskah resensi Hairi Yanti  yang dimuat hari Minggu 4 Mei 2014 :
Judul buku : Ibu Sayang Kamu
Penulis : Irma Irawati
Cetakan : I, Desember 2013
Penerbit : Adibintang
Tebal : 118 hal
Saat ulang tahunnya yang ke 6, Mei Hwa menerima kado sebuah handphone. Bukan handphone canggih, malahan handphone itu tidak bisa internetan dan hanya bisa digunakan untuk sms dan telpon. Tapi, kado itu menjadi kado terindah sepanjang hidupnya. Kenapa handphone itu menjadi kado terindah?
Cerita kemudian bergerak mundur ke belakang. Tentang sebuah gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter memporakporandakan sebuah daerah di Cina dan menewaskan 10 ribu warganya. Banyak warga yang terjebak dalam reruntuhan bangunan dan juga banyak relawan yang membantu mengevakuasi warga yang terjebak. Salah satu relawan itu bernama Pak Su Hwan.
Setelah dua hari menyisir bangunan-bangunan yang roboh, Pak Su Hwan menemukan sebuah keajaiban. Dia menemukan jasad seorang ibu yang mendekap sesuatu dalam selimut. Yang ternyata di dalam selimut itu ada seorang bayi yang tengah menyusu ke jasad ibu itu. Ibu itu mencoba melindungi bayinya agar tetap bertahan hidup dan menuliskan sesuatu di ponselnya sebagai pesan untuk anaknya. 6 tahun kemudian ponsel itu diberikan kepada bayi yang sudah tumbuh menjadi seorang gadis kecil. Gadis kecil itu adalah Mei Hwa.
Itulah satu cerita dari sembilan cerita lainnya tentang kasih sayang ibu pada anak-anaknya. Kasih sayang ibu yang seperti mentari, hanya memberi dan tak harap kembali.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^