Jumat, 11 Juli 2014

Cinta adalah Kisah yang Tak Pernah Salah.



Jika bahagia itu sederhana, maka kisah cinta tak selalu menjadi cerita melankolis dan dramatis selayak yang sering kita saksikan dalam sinetron remaja atau film-film bergenre romansa. Kenangan manis bisa menjadi milik siapa saja, kisah merah mudah boleh menjadi penghuni kotak kenangan siapa saja yang mau menyimpannya, dan cerita cinta pertama tentu saja menjadi hak penuh bagi jemari siapapun yang ingin menuliskannya.

Sebuah grup kepenulisan yang bernama Fiksiana Comunity membagikan kisah cinta pertama mereka sebuah buku antologi. Kisah dengan berbagai warna dan aroma. Diracik dengan gaya dan karakter masing-masing penulis yang tak seragam antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian kisah nyata yang bisa dinikmati sambil menghirup aroma bunga dan merasai mengunyah manisnya coklat. Sebagian penulis mengisahkan kisahnya sendiri namun sebagian yang lain mengisahkan orang terdekatnya.

Salah satu kisahnya yang bertajuk “Dear L” kita akan diajak Nelly Martin menyusuri langit Medison melalui jendela apartemen di lantai sembilan. Ia mengisahkan tentang seseorang bernama L yang dikenalnya saat masih berseragam putih abu. Sesosok wajah teduh dan kalem yang
diam-diam dikaguminya. Namun kisah mereka berangsur-angsur menghilang dalam hening ketika Nelly sadar bahwa antara mereka memang berjarak.

Hingga masa kuliah jarak itu tak bisa diciptakan lagi agar mereka punya alasan untuk dekat. Sampai sebuah kenyataan tentang satu penyakit yang hinggap di tubuh Nelly membuat gadis itu tak berani berharap. Ketika seorang laki-laki yang hendak melamarnya kabur tanpa kabar ketika ia jujur bicara tentang keadaanya, membuat gadis itu tak lagi bermimpi tentang pasangan hidup. Dan bahkan L, si wajah teduh itupun buru-buru pamit pulang dari rumahnya saat mengetahui keadaan Nelly, padahal ia juga baru saja menawarkan diri untuk memperistrinya.

Namun sesungguhnya L bukannya lari, semalaman dia mengumpulkan data di internet tentang penyakit Nelly,bagaimana cara menghadapi dan bagaimana mengobatinya. Satu bundel penuh print-out riset dadakan itu dia kumpulkan berjumlah ratusan halaman. Bukan proposal yang rimantis dan spektakuler namun lamaran itu menumbuhkan serpihan bahagia tersebab cinta pertama yang menemukan muaranya. 

Ada juga kisah dari Terra Allysandra, cerita berjudul laki-laki bebek. Kisah masa kanak-kanak gadis kecil bernama Ellen yang hobby memanjat pohon sambil mendengarkan lagu dari walkman. Ellen suka sekali menunggu Parda, anak laki-laki yang mengembalakan bebek-bebeknya di pematang sawah. ia menunggu hanya ingin mengganggu merusak formasi bebek itu agar merepotkan pengembalanya. Jahat, memang tapi baginya terasa menyenangkan.

Parda dan Ellen setiap hari berangkat sekolah bersamaan, tapi seringnya mereka hanya bertengkar dan saling menjahili. Ellen menjuluki Parda sebagai laki-laki bebek, sementara Parda membalasnya dengan memanggil Ellen dengan nama Perempuan pohon. Suatu hari mereka berjanji usai masa panen para petani mereka ingin bertukar tempat, Ellen menjadi pengembala bebek dan Parda menjadi pemanjat pohon. Namun sayang sebelum tiba masa panen Parda dan keluarganya pergi dari desa itu, pindah tanpa pamit.

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Kadang seperti ratusan sayap kupu-kupu yang menggelepar di perut. Seperti melihat tempat ternyaman untuk pulang, dan juga seperti selimut bahagia memayungi hati yang sedang disentuhnya.

Kisah-kisah nyata dalam buku ini menawarkan banyak cara untuk memahami cinta pertama. Apakah harus didewakan sedemikian rupa atau sekedar di letakkan di dalam kotak kenangan saat takdir tak mengizinkan bersatu di pelaminan. Cocok dibaca siapa saja yang sedang berteman kenangan ataupun sedang menunggu semanis apa kisahnya sendiri ketika cinta menyapa pertama kali.(*)







3 komentar:

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^