Jumat, 13 September 2013

Rainbow : Setangguh Apa Manusia Menghadapi Cobaan?


Membaca novel -Rainbow- ini seperti sedang disuguhi keindahan pagi yang dalam sedetik saja bisa terjadi guntur. Kemudian setahap demi setahap berubah menjadi hujan bahkan badai.

Setangguh apa manusia menghadapi cobaan? ketika sebelumnya telah terbiasa menyandang kesempurnaan dan selalu memberikan perlindungan kepada orang yang disayanginya. Kemudian dihadapkan pada takdir mengejutkan (berupa kehilangan sebagian dari kesempurnaannya) yang tak dapat ditawar. Sungguh manusiawi sekali jika seseorang akan merasa jatuh terpuruk. 

Akna, laki-laki yang selama ini menempatkan dirinya sebagai sayap-sayap tangguh untuk bidadari yang amat dicintainya, harus dihempaskan pada kenyataan pahit. Sebuah kecelakaan lalu lintas membuatnya kehilangan sebelah kaki. Dan malangnya, peristiwa naas itu terjadi saat ulang tahun pertama pernikahannya dengan Keisha. Kariernya yang sedang bagus juga mau tak mau harus ikut hilang. 

Ia seperti terjerembab dalam lubang yang gelap dan lembab. Mengerikan.
Ya. Setangguh apa manusia dalam menerima kenyataan? jika terpuruk pada saat musibah menimpa adalah manusiawi. Namun berapa lama masa terpuruk itu boleh diajak kompromi?

Saya sebal dengan tokoh Akna, yang ketika masa terpuruknya itu malah bertubi-tubi memunculkan karakter gelapnya sebagai manusia. Berprasangka buruk kepada orang lain yang sejatinya peduli dan menyayanginya, sehingga tak mau dijenguk dan dikasihani siapapun. Bahkan seolah-olah dia mengajak orang-orang di sekitarnya ikut merasakan gua gelap yang ia ciptakan sendiri. Hmm...

Penulis ini sukses sekali mengaduk emosi saya sebagai pembaca.... sehingga saya merasa benar-benar sebal pada sosok Akna dan jatuh amat kasihan terhadap Keisha. Tapi agak greget juga sih dengan sikap Keisha yang seolah kurang menyemangati, membesarkan hati suaminya pasca kecelakaan itu. Harusnya fokus utama adalah pemulihan psikisnya Akna yang jatuh kepercayaan diri. Meyakinkan laki-laki yang merasa patah sayapnya itu bahwa meski cacat ia masih akan bisa bekerja. Ia masih hebat, masih berguna dan masih dicintaaaaa gitu loh. Yaaah.. tapi ya emang karakter Keisha terlanjur dibangun seperti itu sih sama penulisnya. Pembaca nggak boleh protes hehe.. 

Geram sekali saat badai hebat dalam rumah tangga mereka terjadi. Meski pada alurnya saya dapat menebak bahwa apa yang dilakukan Keisha untuk mencoba mempertahankan pemasukan ekonomi keluarga kecil mereka itu akan berjung konflik yang besar seperti itu. Konflik yang lumrah terjadi saat suami merasa kalah melihat istrinya lebih berkibar karier sementara dirinya hancur. Setan burik mudah saja meniup amarah sehingga sampai kelar kata-kata menyakitkan dan mengakibatkan luka yang fatal.

Sungguh dalam rumah tangga itu liku-liku kisahnya sangat berwarna. Berkaca dalam kisah yang disajikan novel ini saya mendapatkan pesan manis tentang pentingnya terus belajar komunikasi yang baik dengan pasangan. Komunikasi yang diusahakan agar sesuai dengan kondisi pasangan. Kondisi yang bisa saja berubah sewaktu-waktu. Karena rumah tangga ilmu komunikasinya nggak pernah paten, mempelajarinya adalah seumur hidup. 

Namun pada bagian menuju ending cerita, saya bisa melengkungkan senyum manis saat disuguhkan pelangi dalam kisah rumah tangga itu. Saya suka sekali dengan nasehat yang ditujukan pada Akna...

"Dunia berbeda dengan akhirat, Na. Di dunia akan selalu ada kesempatan kedua"... Betapapun dalam luka yang ditimbulkan karena sebuah kesalahan. Akan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki jika seseorang mau berusaha.

Dan, jika saya harus menyebutkan kekurangan dalam novel berkaver kuning cerah ceria ini, maka saya hanya bisa menyebutkan 2 hal. Yang pertama adalah tidak adanya lembar untuk daftar isi. Wah sayang sekali lembar yang menurut saya penting itu kok bisa nggak ada ya?. Kemudian yang kedua adalah kesalahan menulis pada halaman 84. Adegan pertemuan Romi dan Keisha di sebuah kafe. Salah satu dialognya tertulis Akna, padahal harusnya Romi.

Yup... kekurangan dan kelebihan itu pasti wajar menghiasi sebuah karya. Namun dibalik itu semua, novel ini menarik dan enak dibaca. Tak butuh waktu lama untuk menuntaskan lembar-lembar halamannya. Selamat dan semoga sukses terus untuk mbak penulisnya, Eni Martini. :)
------------------------------------------------------------------------------------




Judul  : Rainbow: Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis : Eni Martini
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : Juli, 2013
Halaman  : 208 
ISBN : 9786020216096
Harga  : Rp 37.800



8 komentar:

  1. Foto dengan bukunya dong, Mba Binta :D

    BalasHapus
  2. Menarik revewnya mbakk...jadi pengen beli

    BalasHapus
  3. hiks...terharu ada yang berhasil sebel sama Akna*loh?
    wayoooo, foto uniknya mana hehehe

    BalasHapus
  4. mbak leyla : sudah kuwakilkan sama mouse lepiku si miki hihi..
    mbak sri : hayuk dibeli mbak.. ciamik kok novelnya :)
    mbak haya : iya blog baru mbak.. khusus cuap tentang buku :)
    mbak eni : ituuu foto rainbow sama miki.. sudah paling unik menurut saiya hehehe.. maaf ga ada motoin kalau kudu sama wajah saiya :D

    BalasHapus
  5. iya ya, mb. penting banget komunikasi sama pasangan, terutama ketika dia jatuh, harus tetap sabar melayani dan memotivasi dia. :)

    BalasHapus
  6. wah.. kereen.. blog baru..
    *salah fokus

    Reviewnya jg kereen.. :)
    Sukses yaa.. aku jg mau ikutan lomba ini.. ^_^

    BalasHapus
  7. ila : yoi bener banget nduk :D
    mbak linda : iya mbak blog khusus cuap buku :)

    BalasHapus

Mari bersilaturrahmi dan berbagi informasi dengan meninggalkan komentar disini. Kami lebih menyukai komentar yang santun dan sesuai dengan konten isi postingan yaaa.. ^^