Senin, 30 September 2013

Cinta Tak Bisa Menipu

Resensi saya dimuat di Website Group UNSA (Untuk Sahabat) pada tanggal 27 September 2013, menjadi resensi terpilih pada bulan September 2013 : http://unsa27.net/index.php/promosi/item/205-resensi-pilihan-september-2013
                                 

Judul Buku : WAKTU.
Penulis  : Nyi Penengah Dewanti.
Penerbit  : Zettu
Genre  : Novel Remaja.
Jumlah Halaman : 210 Halaman.
Cetakan pertama : 2013
ISBN : 978-602-7999-11-4
------------------------------------------------

                         Cinta itu tak Bisa Menipu

Pertemuan kembali antara Tatha dan Delvin dalam sebuah adegan beraroma pertengkaran, membuat Tatha tak menyadari siapa sesungguhnya cowok berpenampilan sangar itu. Baju seragam yang dikeluarkan, kancing yang terbuka, jauh dari kesan rapi dan juga anting kecil yang menyempil di kelopak mata, di sela telinga dan juga... lidah. Hmm..
Dont judge a book from the cover!,adalah satu hal yang lambat laun difahami oleh Tatha. Seiring waktu akhirnya dia mengerti sebabnya kenapa muka Delvin penuh dengan tindik, ternyata ada kisah jerat luka dalam kehidupannya. Kisah itu dibagi tanpa sengaja kepada Tatha. Sehingga akhirnya gadis itu mengambil keputusan untuk membantu Delvin dari jerat luka tersebut. Dia ingin menunjukkan kepada Delvin bahwa tangan-tangan Tuhan tak akan tinggal diam. Dia akan menunjukkan keajaiban (Halaman 30).
Dalam sisi yang lain, novel ini juga menceritakan tentang persahabatan antara Tatha, Naya dan Janis.
Tatha berasal dari keluarga broken home, ayahnya pemabuk yang keberadaannya entah dimana semenjak ibu mereka meninggal. Dia hidup berdua dengan kakak perempuan yang amat disayanginya bernama Kak Naqi. Kakak yang merangkap sebagai pencari nafkah untuk biaya kehidupan mereka berdua.
Sedangkan Naya berasal dari keluarga sederhana yang pekerja keras. Dia menjadi gadis yang tak merasa gengsi saat membantu pekerjaan ibunya mengantar jahitan atau membantu mengurus adik-adiknya yang lumayan banyak.
Sementara Janis berasal dari keluarga kaya. Papanya adalah pejabat, orang tuanya begitu memanjakannya. Namun dia tetap rendah hati dan amat menyayangi kedua sahabatnya Tatha dan Naya.
Persahabatan antara ketiga gadis remaja terjalin dengan manis. Hingga pada suatu saat salah satu dari mereka diterpa ujian berat. Papa Janis dituduh terlibat kasus korupsi yang tentu saja membuat kehidupan mereka terpuruk dan kacau. Pada saat seperti itulah siapa yang benar-benar sahabat sejati akan menunjukkan diri. Seorang sahabat itu adalah orang yang membantumu bangkit, ketika semua orang menjatuhkanmu, dia tahu kamu penuh dengan kekurangan namun dengan kelebihannya ia menutupi, dia tahu akan ketakutanmu, dengan keberaniannya dia melindungimu.(Halaman 135).
Tak hanya hubungan persahabatan Tatha, Naya dan Janis yang teruji. Tapi juga hubungan Tatha dan Delvin. Hubungan keduanya agak tersendat karena musabab yang tak terduga sebelumnya. Kejadian yang sama sekali tak mereka sangka menyeret kak Naqi ke dalam pusaran masalah mereka.
Kak Naqi juga punya kisah asmara, namun ternyata kisahnya tanpa sengaja membuat retaknya asmara Tatha dan Delvin. Begitulah kehidupan tak semulus semua rencana-rencana dan harapan. Namun cinta tak bisa menipu. Tatha pada akhirnya mampu merasakannya, semacam ketika hujan menderas, lalu kau berada di balik selimut, terasa hangat dan menyeluruh. (Halaman 207)

Jumat, 13 September 2013

Rainbow : Setangguh Apa Manusia Menghadapi Cobaan?


Membaca novel -Rainbow- ini seperti sedang disuguhi keindahan pagi yang dalam sedetik saja bisa terjadi guntur. Kemudian setahap demi setahap berubah menjadi hujan bahkan badai.

Setangguh apa manusia menghadapi cobaan? ketika sebelumnya telah terbiasa menyandang kesempurnaan dan selalu memberikan perlindungan kepada orang yang disayanginya. Kemudian dihadapkan pada takdir mengejutkan (berupa kehilangan sebagian dari kesempurnaannya) yang tak dapat ditawar. Sungguh manusiawi sekali jika seseorang akan merasa jatuh terpuruk. 

Akna, laki-laki yang selama ini menempatkan dirinya sebagai sayap-sayap tangguh untuk bidadari yang amat dicintainya, harus dihempaskan pada kenyataan pahit. Sebuah kecelakaan lalu lintas membuatnya kehilangan sebelah kaki. Dan malangnya, peristiwa naas itu terjadi saat ulang tahun pertama pernikahannya dengan Keisha. Kariernya yang sedang bagus juga mau tak mau harus ikut hilang. 

Ia seperti terjerembab dalam lubang yang gelap dan lembab. Mengerikan.
Ya. Setangguh apa manusia dalam menerima kenyataan? jika terpuruk pada saat musibah menimpa adalah manusiawi. Namun berapa lama masa terpuruk itu boleh diajak kompromi?

Saya sebal dengan tokoh Akna, yang ketika masa terpuruknya itu malah bertubi-tubi memunculkan karakter gelapnya sebagai manusia. Berprasangka buruk kepada orang lain yang sejatinya peduli dan menyayanginya, sehingga tak mau dijenguk dan dikasihani siapapun. Bahkan seolah-olah dia mengajak orang-orang di sekitarnya ikut merasakan gua gelap yang ia ciptakan sendiri. Hmm...

Penulis ini sukses sekali mengaduk emosi saya sebagai pembaca.... sehingga saya merasa benar-benar sebal pada sosok Akna dan jatuh amat kasihan terhadap Keisha. Tapi agak greget juga sih dengan sikap Keisha yang seolah kurang menyemangati, membesarkan hati suaminya pasca kecelakaan itu. Harusnya fokus utama adalah pemulihan psikisnya Akna yang jatuh kepercayaan diri. Meyakinkan laki-laki yang merasa patah sayapnya itu bahwa meski cacat ia masih akan bisa bekerja. Ia masih hebat, masih berguna dan masih dicintaaaaa gitu loh. Yaaah.. tapi ya emang karakter Keisha terlanjur dibangun seperti itu sih sama penulisnya. Pembaca nggak boleh protes hehe..